Senin, 11 Februari 2013

PERSONALITY DEVELOPMENT

Pengembangan Personal/Diri,digunakan sebagai sarana oleh setiap individu untuk membangun jati dirinya sendiri,bakat-minat maupun tujuan hidupnya di masa akan datang.Bagi setiap orang pastilah menginginkan dirinya menjadi seseorang yang berbeda/lebih baik dari sebelumnya,untuk itu setiap manusia mempunyai caranya sendiri untuk bisa mewujudkan keinginan maupun cita-citanya tersebut. Maka dalam hal ini sangat diperlukan sekali pengembangan diri/personal ini untuk lebih dapat mengontrol agar menuju ke perubahan yang lebih baik(positif).Sehingga orang tersebut tidak menyesal akhirnya.tetapi tidaklah mudah untuk mengembangkan diri seseorang tersebut,karena diperlukan sekali orang tersebut mengetahui apa-apa yag didalam dirinya sendiri.Misalnya “Apa Cita-cita kita?”,”Apa Bakat dan Minat Kita?”,dan”Apa Tujuan Hidup Kita/MasaDepan Kita Kelak(Mau Kemana Kita)?”.

KONSEP SOLUSI PENGEMBANGAN
Pengembangan Personal atau Pengembangan diri harus mempunyai konsep untuk mencapai individu yang berkembang menjadi matang dan dewasa. Misalnya kematangan secara biologis yang terbentuk dari cara berfikir, pola kehidupan sehari-hari , sampai pada cara menghadapi serta menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh masing-masing individu. Tetapi untuk mencapai kematangan dan kedewasaan diri memerlukan berbagai aspek, yang harus dipahami dan pasti mempengaruhi pada setiap individu, seperti faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor keluarga, juga teman (baik dirumah maupun disekolah).

MANFAAT PENTINGNYA PENGEMBANGAN
Dengan memahami kebutuhan (need) pada diri kita maka dengan sendirinya kita dapat memahami apa dan bagaimana serta siapa diri kita sebenarnya terhadap orang lain. Hal tersebut sangat membantu anda untuk lebih mudah menyelesaikan diri (masalah) dan sangat membantu anda dengan mudah memahami orang lain dari berbagai lingkungan masyarakat setempat sehingga mereka juga dapat memahami apa yang ada didalam kepribadian kita. Identitas diri kita sangat dibutuhkan khususnya dalam membantu mempertebal keyakinan serta rasa percaya diri anda terhadap pengembangan diri (kepribadian). Dengan berbekal ilmu
Pengetahuan (Knowledge) Keterampila (Skill) dan Kepribadian (Attitude and Behaviour) yang dimilikinya dan berprestasi tinggi namun itu tentunya tidak cukup. Perjalanan zaman membuat pula “Social environment “ berkembang oleh sebab itu prestasi pun harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga seseorang senantiasa dalam posisi “ini lebih baik” ibarat perjalanan prestasi berawal dengan pertanyaan untuk diri sendiri. Oleh karena itu pengembangan diri sangat dibutuhkan oleh setiap manusia di bumi agar bisa berintropeksi diri kita masing-masing.

ISI
ARTI PENGEMBANGAN PERSONAL
Pengembangan personal atau yang biasa juga disebut pengembangan diri mempunyai arti penting bagi kehidupan masing-masing individu. Misalnya pengembangan diri adalah suatu bentuk sikap dari setiap individu untuk merubah dirinya menjadi seseorang yang lebih baik atau bahkan individu tersebut akan menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Pengembangan personal (diri) juga merupakan suatu bentuk usaha seseorang untuk beradaptasi pada lingkungannya, pada masyaakat sekitar dan juga adapt istiadat suatu daerah dimana kita tinggal (hidup).

PENGETAHUAN TOTALITAS
Di dalam pengembangan diri perlunya totlitas dalam melakukan suatu adalah suatu yag penting, karena karena tanpa suatu yang totalitas maka kita seperti membangun sebuah istana yang belum jadi karenamembuat istana yang harus diperkuat adalah pondasinya yang terlebih dahulu, karena istana akan

goyah bila tidak didasari pondasi yang benar dan kuat. Begitupun kita melakukan hal-hal yang menyangkut orientasi kita. Seperti halnya menentukan tujuan kita pada saat menjadi mahasiswa dimana kita harus membuat orientasi yanfg totalitas seperti keinginan untuk study oriented atau menjadi mahasiswa dimana harus membuat orientasi yang totalitas seperti keinginan untuk study oriented atau menjadi organisasi atau menjadi mahasiswa pebisnis yng sukses. Dengan demjkjan adalah saya sangat perlu ditentukan diawal kita
pada saat menjadi mahasiswa. Karena dengan melakukan hal yang setengah-setengah maka biasanya kita biasanya terperangkap pada waktu dan idealisme yg setengah-setengah pula. Mungkin juga totalitas perlu dilakukan dalam suatu hubungan kepada lawan jenis dalam artian mejalin hubungan yang lebih special (pacaran). Dalam hal ini perlu kita menentukan totalitas orientasi kita diarahkan kemana. Dalam kutipan buku Tranformation of sexuality Anthony Gidden mengutip bahwa “wanita itu butuh cinta sedangkan lelaki itu butuh sex” hal ini sangat menarik karena untuk menentukan suatu orientasi kita dalam menjalin hbungan special dengan lawan jenis. Orientasi kita sudah harus ditentukan diawal hubungan kita. Apakah kita hanya membutuhkan sayang dan cinta terhadap hubungan kita. Berangka dari ini perlu adanya totalitas oriented kita harus menentukan bahwa “gw hanya butuh sex n gw menjalin hubungan dengan lo,gw hanya butuh sex dan gak ada yang lain”itu adalah suatu perkataaan yang tidak perlu dipertanggungjawabkan ketika hubungan dikemudian hari. Dan hal ini seharusnya disepakati diawal hubungan karena hal ini akan mempengaruhi pada saat hubungan itu akan berakhir. Dan yang terpenting adalah jangan mencampur antara orientasi sex. Dengan cinta dan kasih saying, karena ketika itu sudah dicampur adukkan maka akan mempengaruhi hubungan. Bila orientasi kita menjalin kasih saying dan cinta saja maka jangan sekali-kali kita melukai perasaan orang yang kita sayangi dengan memaksa untuk melakukan hubungan sex dengan kita, karena ketika landasan pondasi kita didasari oleh cinta dan kasih saying maka jangan menodainya dengan sex. Sangat disayangkan bila kita nafsu sex saja saja karena berdampak pada psikologis dan perasaan terhadap pasangan kita. Wanita pada umumnya sangat mengikuti keinginan pria, biasanya kalau wanita sudah mencintai si pria maka biasanya

apapun permintaan dari si pria akan dituruti. Biasanya banyak yang mengorbankan keperawanan atau keperjakaan atas dasar cinta dan kasih sayang akan tetapi yang menjadi masalah adalah setelah melakukan hal itu hubungan itu tidak berakhir pada pernikahan akan tetapi pada suatu perpisahan yang kemudian berdampak pada kekecewaan yang mendalam terutama dari pihak wanita karena mahkota yang berharga nilainya telah hilang, Untuk itu marilah kita mengevaluasi dan memikirkan
ulang pentingnya kesepakatan diawal ketika menjalin. Dan disinilah arti pentingnya totalitas dalam melakukan sesuatu agar mencapai tujuan dan akhir yang yang tepat.

PERANAN PEMBELAJARAN
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.


B. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.


7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
C. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
KUNCI BELAJAR SUKSES

1. Transfer Belajar
• Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain
• Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit
• Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu

2. Siswa sebagai Pembelajar
• Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru
• Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting
• Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.
• Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.

3. Pentingnya lingkungan Belajar
• Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
• Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya
• Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar
• Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya.

Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan


operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut:
1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standara Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar
2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya
3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa
5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.

Adapun cara-cara belajar untuk menjadi orang sukses
Prinsip sukses:
1. Masa lalu tidak sama dengan masa depan
2. Bertanggung jawab atas kehidupan
3. Tidak ada kesuksesan tanpa ada komitmen
4. Kalau saya mau saya pasti bisa
5. Orang yang sukses tidak pernah putus asa
6. Tidak ada kegagalan hanya ada kesuksesan
7. Semua yang terjadi adalah yang terbaik

Sukses mencakup:
a. Keimanan yang kokoh
b. Keluarga yang bahagia


c. Tujuan yang sehat
d. Bisnis atau karier yang berhasil

Kenapa banyak orang gagal:
1. Tidak mempunyai tujuan hidup
2. Kurang pengembangan diri
3. Salah berteman
4. Bodoh dan sombong
5. Malas
6. Kurang hubungan antar manusia
7. Kebanyakan rencana dan tindakan
8. Tidak mempunyai komitmen untuk sukses

Hal terpenting untuk sukses:
a. Motivasi
b. Doa
c. Usaha atau ikhtiar
d. Tawakal
e. Hakikat manusia

Adapun referensi dari kegagalan adalah:
Kegagalan menghasilkan pembelajaran. Berhenti berusaha karena merasa gagal merupakan tragedi. Perbedaan antara orang sukses dan orang gagal hanya satu: orang sukses tidak pernah berhenti mencoba. Mereka mencoba, mencoba, dan mencoba lagi sampai berhasil. Kata kuncinya adalah ”sampai”. Orang sukses tidak mempunyai kata gagal dalam kamus dirinya. Yang ada adalah hasil. Setiap pekerjaan pasti membuahkan hasil, entah itu hasil yang diharapkan atau hasil yang tidak memenuhi harapan. Yang jelas namanya hasil. Bagi orang gagal, hasil yang tidak memenuhi harapan dianggap sebagai kegagalan dan


mereka berhenti mencoba disitu. Bagi orang sukses, yang ada hanyalah hasil. Dari sinilah mereka tumbuh dan menjadi besar.

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN
Dalam pandangan saya, tahap-tahap personal development dapat dilihat dari empat tahap berikut: pertama, mengenali diri sendiri. Kedua, memposisikan diri. Ketiga, mendobrak diri. Dan keempat, aktualisasi diri. Pada kesempatan ini, saya akab bahas tahap pertama terlebih dahulu.
Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.Contoh: setelah menganalisis diri dengan saksama, kemudian kita mampu menemukan kekuatan personal kita seperti kreativitas, semangat berinovasi, ketajaman analisis, kemampuan menemukan peluang, penerimaan terhadap hal-hal baru, semangat belajar yang tinggi, serta cita-cita atau tujuan-tujuan pribadi yang mulia. Tetapi di sisi lain, mungkin saja kita merasa memiliki kelemahan, seperti kurang disiplin, tidak fokus, kurang konsisten, tidak berani mencoba, atau tidak berani ambil risiko.
Pada kasus ini, kita lihat betapa kekuatan berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau dikelola dengan baik.
Titik krusialnya di sini adalah, memaksimalkan potensi atau kekuatan dan sekaligus meminimalkan pengaruh kelemahan kita. Caranya:
1. Pertama, berkomitmen untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut.
2. Kedua, melakukan action atau usaha yang sungguh-sungguh untuk menghentikan pengaruhnya setiap kali kelemahan diri tersebut muncul.

3. Ketiga, menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya potensi kita, dan pada saat bersamaan mengubur sedalam-dalamnya setiap kelemahan kita.
4. Keempat, terus-menerus menumbuhkan dan mengembangkan motivasi diri, supaya semangat selalu berkobar dan kita senantiasa memiliki mentalitas yang sehat.
Dan keempat hal tersebut harus kita mulai sekarang juga! Ingat, hanya orang yang memiliki motivasi dan berani bertindak saja yang akan sukses. Action is power! Tindakan adalah kekuatan!

http://pengembangadiripersonalitydevelopment.blogspot.com/

1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites