Pengembangan Personal/Diri,digunakan sebagai sarana oleh setiap individu
untuk membangun jati dirinya sendiri,bakat-minat maupun tujuan hidupnya
di masa akan datang.Bagi setiap orang pastilah menginginkan dirinya
menjadi seseorang yang berbeda/lebih baik dari sebelumnya,untuk itu
setiap manusia mempunyai caranya sendiri untuk bisa mewujudkan keinginan
maupun cita-citanya tersebut. Maka dalam hal ini sangat diperlukan
sekali pengembangan diri/personal ini untuk lebih dapat mengontrol agar
menuju ke perubahan yang lebih baik(positif).Sehingga orang tersebut
tidak menyesal akhirnya.tetapi tidaklah mudah untuk mengembangkan diri
seseorang tersebut,karena diperlukan sekali orang tersebut mengetahui
apa-apa yag didalam dirinya sendiri.Misalnya “Apa Cita-cita kita?”,”Apa
Bakat dan Minat Kita?”,dan”Apa Tujuan Hidup Kita/MasaDepan Kita
Kelak(Mau Kemana Kita)?”.
KONSEP SOLUSI PENGEMBANGAN
Pengembangan Personal atau Pengembangan diri harus mempunyai
konsep untuk mencapai individu yang berkembang menjadi matang dan
dewasa. Misalnya kematangan secara biologis yang terbentuk dari cara
berfikir, pola kehidupan sehari-hari , sampai pada cara menghadapi serta
menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh masing-masing individu. Tetapi
untuk mencapai kematangan dan kedewasaan diri memerlukan berbagai
aspek, yang harus dipahami dan pasti mempengaruhi pada setiap individu,
seperti faktor keturunan, faktor lingkungan, faktor keluarga, juga teman
(baik dirumah maupun disekolah).
MANFAAT PENTINGNYA PENGEMBANGAN
Dengan
memahami kebutuhan (need) pada diri kita maka dengan sendirinya kita
dapat memahami apa dan bagaimana serta siapa diri kita sebenarnya
terhadap orang lain. Hal tersebut sangat membantu anda untuk lebih mudah
menyelesaikan diri (masalah) dan sangat membantu anda dengan mudah
memahami orang lain dari berbagai lingkungan masyarakat setempat
sehingga mereka juga dapat memahami apa yang ada didalam kepribadian
kita. Identitas diri kita sangat dibutuhkan khususnya dalam membantu
mempertebal keyakinan serta rasa percaya diri anda terhadap pengembangan
diri (kepribadian). Dengan berbekal ilmu
Pengetahuan (Knowledge)
Keterampila (Skill) dan Kepribadian (Attitude and Behaviour) yang
dimilikinya dan berprestasi tinggi namun itu tentunya tidak cukup.
Perjalanan zaman membuat pula “Social environment “ berkembang oleh
sebab itu prestasi pun harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga
seseorang senantiasa dalam posisi “ini lebih baik” ibarat perjalanan
prestasi berawal dengan pertanyaan untuk diri sendiri. Oleh karena itu
pengembangan diri sangat dibutuhkan oleh setiap manusia di bumi agar
bisa berintropeksi diri kita masing-masing.
ISI
ARTI PENGEMBANGAN PERSONAL
Pengembangan
personal atau yang biasa juga disebut pengembangan diri mempunyai arti
penting bagi kehidupan masing-masing individu. Misalnya pengembangan
diri adalah suatu bentuk sikap dari setiap individu untuk merubah
dirinya menjadi seseorang yang lebih baik atau bahkan individu tersebut
akan menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Pengembangan personal
(diri) juga merupakan suatu bentuk usaha seseorang untuk beradaptasi
pada lingkungannya, pada masyaakat sekitar dan juga adapt istiadat suatu
daerah dimana kita tinggal (hidup).
PENGETAHUAN TOTALITAS
Di
dalam pengembangan diri perlunya totlitas dalam melakukan suatu adalah
suatu yag penting, karena karena tanpa suatu yang totalitas maka kita
seperti membangun sebuah istana yang belum jadi karenamembuat istana
yang harus diperkuat adalah pondasinya yang terlebih dahulu, karena
istana akan
goyah bila tidak didasari pondasi yang benar dan
kuat. Begitupun kita melakukan hal-hal yang menyangkut orientasi kita.
Seperti halnya menentukan tujuan kita pada saat menjadi mahasiswa dimana
kita harus membuat orientasi yanfg totalitas seperti keinginan untuk
study oriented atau menjadi mahasiswa dimana harus membuat orientasi
yang totalitas seperti keinginan untuk study oriented atau menjadi
organisasi atau menjadi mahasiswa pebisnis yng sukses. Dengan demjkjan
adalah saya sangat perlu ditentukan diawal kita
pada saat menjadi
mahasiswa. Karena dengan melakukan hal yang setengah-setengah maka
biasanya kita biasanya terperangkap pada waktu dan idealisme yg
setengah-setengah pula. Mungkin juga totalitas perlu dilakukan dalam
suatu hubungan kepada lawan jenis dalam artian mejalin hubungan yang
lebih special (pacaran). Dalam hal ini perlu kita menentukan totalitas
orientasi kita diarahkan kemana. Dalam kutipan buku Tranformation of
sexuality Anthony Gidden mengutip bahwa “wanita itu butuh cinta
sedangkan lelaki itu butuh sex” hal ini sangat menarik karena untuk
menentukan suatu orientasi kita dalam menjalin hbungan special dengan
lawan jenis. Orientasi kita sudah harus ditentukan diawal hubungan kita.
Apakah kita hanya membutuhkan sayang dan cinta terhadap hubungan kita.
Berangka dari ini perlu adanya totalitas oriented kita harus menentukan
bahwa “gw hanya butuh sex n gw menjalin hubungan dengan lo,gw hanya
butuh sex dan gak ada yang lain”itu adalah suatu perkataaan yang tidak
perlu dipertanggungjawabkan ketika hubungan dikemudian hari. Dan hal
ini seharusnya disepakati diawal hubungan karena hal ini akan
mempengaruhi pada saat hubungan itu akan berakhir. Dan yang terpenting
adalah jangan mencampur antara orientasi sex. Dengan cinta dan kasih
saying, karena ketika itu sudah dicampur adukkan maka akan mempengaruhi
hubungan. Bila orientasi kita menjalin kasih saying dan cinta saja maka
jangan sekali-kali kita melukai perasaan orang yang kita sayangi dengan
memaksa untuk melakukan hubungan sex dengan kita, karena ketika landasan
pondasi kita didasari oleh cinta dan kasih saying maka jangan
menodainya dengan sex. Sangat disayangkan bila kita nafsu sex saja saja
karena berdampak pada psikologis dan perasaan terhadap pasangan kita.
Wanita pada umumnya sangat mengikuti keinginan pria, biasanya kalau
wanita sudah mencintai si pria maka biasanya
apapun permintaan
dari si pria akan dituruti. Biasanya banyak yang mengorbankan
keperawanan atau keperjakaan atas dasar cinta dan kasih sayang akan
tetapi yang menjadi masalah adalah setelah melakukan hal itu hubungan
itu tidak berakhir pada pernikahan akan tetapi pada suatu perpisahan
yang kemudian berdampak pada kekecewaan yang mendalam terutama dari
pihak wanita karena mahkota yang berharga nilainya telah hilang, Untuk
itu marilah kita mengevaluasi dan memikirkan
ulang pentingnya
kesepakatan diawal ketika menjalin. Dan disinilah arti pentingnya
totalitas dalam melakukan sesuatu agar mencapai tujuan dan akhir yang
yang tepat.
PERANAN PEMBELAJARAN
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif
dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif
yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga,
jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat
belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan
kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran
tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki
sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut
tak ubahnya seperti bermain biasa.
B. Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia,
atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki
kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana
pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk
melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur
seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan,
dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin
dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan
sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal dalam pengorganisasian
belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih
baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas
seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan
memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram,
model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang
penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik,
dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan
ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk
bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan,
dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru
harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar
dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih
bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok
serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang
sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh
karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut,
baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
C. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
PEMBELAJARAN. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.
Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
KUNCI BELAJAR SUKSES
1. Transfer Belajar
• Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain
• Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit
• Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu
2. Siswa sebagai Pembelajar
•
Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu,
dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat
hal-hal baru
• Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah
mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit,
strategi belajar amat penting
• Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.
•
Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka
sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
3. Pentingnya lingkungan Belajar
•
Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting
bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
• Pengajaran harus berpusat
pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.Strategi
belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya
• Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar
• Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
Dalam
pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan
topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan
pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya.
Secara
umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran
konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang
membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional
lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan
operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut:
1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan
kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standara
Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar
2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya
3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa
5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
Adapun cara-cara belajar untuk menjadi orang sukses
Prinsip sukses:
1. Masa lalu tidak sama dengan masa depan
2. Bertanggung jawab atas kehidupan
3. Tidak ada kesuksesan tanpa ada komitmen
4. Kalau saya mau saya pasti bisa
5. Orang yang sukses tidak pernah putus asa
6. Tidak ada kegagalan hanya ada kesuksesan
7. Semua yang terjadi adalah yang terbaik
Sukses mencakup:
a. Keimanan yang kokoh
b. Keluarga yang bahagia
c. Tujuan yang sehat
d. Bisnis atau karier yang berhasil
Kenapa banyak orang gagal:
1. Tidak mempunyai tujuan hidup
2. Kurang pengembangan diri
3. Salah berteman
4. Bodoh dan sombong
5. Malas
6. Kurang hubungan antar manusia
7. Kebanyakan rencana dan tindakan
8. Tidak mempunyai komitmen untuk sukses
Hal terpenting untuk sukses:
a. Motivasi
b. Doa
c. Usaha atau ikhtiar
d. Tawakal
e. Hakikat manusia
Adapun referensi dari kegagalan adalah:
Kegagalan
menghasilkan pembelajaran. Berhenti berusaha karena merasa gagal
merupakan tragedi. Perbedaan antara orang sukses dan orang gagal hanya
satu: orang sukses tidak pernah berhenti mencoba. Mereka mencoba,
mencoba, dan mencoba lagi sampai berhasil. Kata kuncinya adalah
”sampai”. Orang sukses tidak mempunyai kata gagal dalam kamus dirinya.
Yang ada adalah hasil. Setiap pekerjaan pasti membuahkan hasil, entah
itu hasil yang diharapkan atau hasil yang tidak memenuhi harapan. Yang
jelas namanya hasil. Bagi orang gagal, hasil yang tidak memenuhi harapan
dianggap sebagai kegagalan dan
mereka berhenti mencoba disitu. Bagi orang sukses, yang ada hanyalah hasil. Dari sinilah mereka tumbuh dan menjadi besar.
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN
Dalam
pandangan saya, tahap-tahap personal development dapat dilihat dari
empat tahap berikut: pertama, mengenali diri sendiri. Kedua,
memposisikan diri. Ketiga, mendobrak diri. Dan keempat, aktualisasi
diri. Pada kesempatan ini, saya akab bahas tahap pertama terlebih
dahulu.
Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan
yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan
sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula
keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai
makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi
dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya.
Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau
tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.Contoh:
setelah menganalisis diri dengan saksama, kemudian kita mampu menemukan
kekuatan personal kita seperti kreativitas, semangat berinovasi,
ketajaman analisis, kemampuan menemukan peluang, penerimaan terhadap
hal-hal baru, semangat belajar yang tinggi, serta cita-cita atau
tujuan-tujuan pribadi yang mulia. Tetapi di sisi lain, mungkin saja kita
merasa memiliki kelemahan, seperti kurang disiplin, tidak fokus, kurang
konsisten, tidak berani mencoba, atau tidak berani ambil risiko.
Pada
kasus ini, kita lihat betapa kekuatan berupa potensi-potensi diri yang
istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak
bisa dikendalikan atau dikelola dengan baik.
Titik krusialnya di
sini adalah, memaksimalkan potensi atau kekuatan dan sekaligus
meminimalkan pengaruh kelemahan kita. Caranya:
1. Pertama, berkomitmen untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut.
2.
Kedua, melakukan action atau usaha yang sungguh-sungguh untuk
menghentikan pengaruhnya setiap kali kelemahan diri tersebut muncul.
3.
Ketiga, menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya
potensi kita, dan pada saat bersamaan mengubur sedalam-dalamnya setiap
kelemahan kita.
4. Keempat, terus-menerus menumbuhkan dan
mengembangkan motivasi diri, supaya semangat selalu berkobar dan kita
senantiasa memiliki mentalitas yang sehat.
Dan keempat hal tersebut
harus kita mulai sekarang juga! Ingat, hanya orang yang memiliki
motivasi dan berani bertindak saja yang akan sukses. Action is power!
Tindakan adalah kekuatan!
http://pengembangadiripersonalitydevelopment.blogspot.com/
1 komentar:
Informasi yang sangat bermanfaat.
Kursus Internet Marketing di Denpasar
Posting Komentar